Penerapan Manajemen Mutu
PENERAPAN MANAJEMEN
MUTU
DALAM
PROSES PENERIMAAN KARYAWAN
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Di zaman modern saat ini banyak
perusahaan bersaing untuk menjadi yang terbaik untuk mengikuti
perkembangan jaman. Perusahaan ingin mendapat hasil yang lebih bermutu
karena jika tidak demikian maka akan mempengaruhi kelangsungan dari
perusahaan tersebut. Maka dari itu setiap perusahaan di harapkan dapat
menerapkan manajemen mutu dalam proses penerimaan karyawan, karena dari
sini perusahaan akan mendapatkan karyawan yang dapat bekerja dengan baik
untuk perusahaannya.
Investasi di bidang Sumber Daya
Manusia merupakan investasi yang sangat penting, sekaligus memerlukan
perhatian khusus dalam penanganannya. Sebagai salah satu elemen
perusahaan, Manajemen Sumber Daya Manusia tidak
dapat dipisahkan dari bidang manajemen lainnya dalampencapaian tujuan
perusahaan. Perencanaan dan usaha pemenuhan kebutuhan Sumber Daya
Manusia,yang dilakukan dalam seleksi, bila dikelola secara profesional
akan sangat menentukan mutu dan kesuksesan perusahaan. Dengan kata lain
seleksi yang efektif akan memperoleh sumber daya yang
baik untuk jangka waktu yang lebih
panjang.
TUJUAN
PENELITIAN
Berkaitan dengan latar belakang
diatas, maka tujuan penelitian adalah membangun sebuah Sistem Pendukung
Keputusan (SPK) seleksi penerimaan karyawan untuk membantu memperoleh
hasil seleksi penerimaan karyawan untuk
menciptakan produktivitas kerja tinggi, loyalitas tinggi, sehingga
produktivitas perusahaan dapat lebih ditingkatkan dari saat ini serta
mengidentifikasi faktor-faktor penentu dalam seleksi penerimaan karyawan
pada posisi tertentu.
A. Pengertian dan Manfaat Manajemen Mutu Terpadu
Manajemen Mutu Terpadu (TQM) adalah
proses manajemen komprehensif yang berfokus pada
perbaikan yang terus menerus dari
aktifitas organisasi untuk menajamkan kualitas
dan jasa yang ditawarkan.
Gaspersz (2005 ) menyatakan bahwa :
Manajemen mutu terpadu merupakan
pendekatan Manajemen sistimatik
yang berorientasi pada organisasi ,
pelanggan dan pasar melalui kombinasi
menciptkan peningkatan secara
signifikan dalam kualitas, produktifitas manajemen
adalah merupakan antara pencarian
fakta praktis dan penyelesaian masalah, guna
mencipta peningkatan secara
signifikan dalam kualitas, produktifitas dan kinerja lain dari
organisasi.
Total Quality Management (TQM)
adalah suatu cara meningkatkan perfomansi
scara terus menerus ( continuos
performance improvement ) pada setiap level operasi
atau proses, dalam setiap area
fungsional dari suatu organisasi, dengan menggunakan
semua sumber daya manusia dan modal
yang tersedia.
Definisi lainnya menyatakan TQM
merupakan suatu pendekatan dalam
menjalankan usaha yang mencoba
memaksimumkan daya saing organisasi melalui
perbaikan terus menerus atas
produk, jasa, manusia dan lingkungannya (Tjiptono dan
Diana 2001).kan peningkatan secara
signifikan dalam kualitas, produktifitas dan
Menurut Ishikawa (1992) manajemen
mutu terpadu adalah :
Sistem manajemen yang menempatkan
mutu sebagai strategi usaha, melibatkan setiap
fungsi dan anggota organisasi dalam
upaya peningkatan mutu dan berorientasi
sepenuhnya pada kepuasan pelanggan
dan karyawan.
Selanjutnya menurut Nasution (2001)
Total Quality Management adalah
perpaduan semua fungsi ke dalam
falsafah holistis yang dibangun berdasarkan
konsep kualitas, team work,
produktivitas dan pengertian serta kepuasan pelanggan.
1 .Pengertian Total
Menunjukkan bahwa TOM merupakan
strategi organisasinal menyeluruh yang
melibatkan semua jenjang dan
jajaran manajemen serta karyawan.
Setiap orang terlibat dalam proses
TQM. Lebih lanjut, kata Total berarti bahwa
TQM mencakup tidak hanya pengguna
akhir dan pembeli eksternal saja, tetapi
juga pelanggan internal, pemasok
bahkan personalia yang mendukung.
2 Pengertian kualitas
Bukan berarti sekedar produk bebas
cacat, tetapi TQM lebih menekankan
pelayanan kualitas. Kualitas
didefinisikan oleh pelanggan, bukan organisasi atau
manajer departemen pengendalian
kwalitas. Kenyataan bahwa ekspetasi
pelanggan bersifat individual,
tergantung pada latar belakang sosial ekonomis
dan karateristik demografis,
mempunyai implikasi penting : kualitas bagi
seorang pelanggan mungkin tidak
sama bagi pelanggan lain. Tantangan TQM
adalah menyajikan kualitas bagi
pelanggan.
3. Pengertian Manajemen
Mengandung arti bahwa TQM merupakan
pendekatan manajemen, bukan
pendekatan teknis pengendalian
kwalitas yang sempit. Pendekatan TQM sangat
berorientasi pada manajemen orang.
Implementasi TQM mensyaratkan
perubahan organisasional dan
manajerial total dan fundamental, yang
mencakup misi, visi, orientasi
strategis dan berbagai praktek manajemen vital
lainnya.
Menurut Nasution (2001) yang
membedakan Total Quality Management
(TQM) dengan pendekatan-pendekatan
lain dalam menjalankan usaha adalah
komponen-komponennya. Komponen ini
memiliki sepuluh unsur utama, yaitu : focus
pada pelanggan, obsesi terhadap
kualitas, pendekatan ilmiah, komitmen jangkapanjang, kerjasama tim
(teamwork), perbaikan system secara berkesinambungan,pendidikan dan
pelatihan, kebebasan yang terkendali, kesatuan tujuan dan
adanyaketerlibatan dan pemberdayaan karyawan.Seperti apapun TQM
didefisikan, yang lebih penting adalah bagaimanamengimplementasikan TQM
dengan menggunakan prinsip-prinsip dalam sisten TQMsecara utuh agar
berhasil dalam penerapannya, memberikan nilai tambah danberdampak
positif bagi organisasi., pegawai dan pelanggan. Bila
TQMdiimplementasikan tidak tepat malah menjadi sumber pemborosan, hal
ini bukantidak sering terjadi meskipun kedengarannya ironis.
Total Quality Management memberikan
jaminan bagi pelanggan, bahwa
organisasi mempunyai tanggung jawab
tentang kualitas dan mampu menyediakan
produk dan jasa yang sesuai dengan
kebutuhan-kebutuhan mereka. Sebuah Organisasi
yang memahami mengapa mereka
memperkenalkan Total Quality Management dapat
menerapkan suatu system yang
fleksibel yang cocok bagi mereka sendiri dan
menyadari manfaat serta keefektifan
yang dihasilkan oleh Total Quality Management
Total Quality Management yang efektif harus dapat memastikan
bahwa
kegiatan-kegiatan bisnis diawasi
dan didokumentasikan. Hal ini memungkinkan
setiap orang mengetahui apa yang
mereka kerjakan dan bagaimana mereka
mengerjakannya. Sebagai hasilnya,
inefisiensi dan pemborosan dapat ditentukan
sasarannya dan kemudian
dihilangkan. Manfaat Total Quality Management yang
efektif banyak sekali tetapi hal
tersebut hanya dapat direalisasikan oleh perusahaan
yang mengenalinya; terikat erat
dengan Total Quality Management: menyita waktu
dan sulit untuk menerapkan sistem
hasil pertimbangan sempurna yang sesuai dengan
organisasi yang dapat memajukan
tujuan-tujuan bisnis.
Berikut ini adalah manfaat-manfaat
umum sebuah Total Quality Management
Jumlah
tenaga kerja yang besar merupakan tenaga kerja yang langsung
berhubungan denganproduksi. Dalam melaksanakan aktivitasnya, perusahaan
tentunya membutuhkan banyak karyawandengan berbagai macam keahlian dan
tingkat pendidikan. [1] Untuk berbagai posisi jabatan danjenjang
diperlukan berbagai kualifikasi personil. Misalnya ketelitian, merupakan
syarat mutlak untuk bagian keuangan. Sedangkan kemampuan berkomunikasi,
merupakan syarat mutlak untuk bagian
penjualan. Menentukan prasyarat
untuk berbagai posisi dalam perusahaan dan melihat kemampuan khusus dari
calon karyawan yang memenuhi prasyarat tertentu dalam pertemuan yang
singkat adalah tugas dan tanggung jawab yang besar, karena itu
dibutuhkan kejelian agar tidak terjadi salah pilih atau salah
penempatan. Kesalahan dalam memilih orang yang tepat sangat besar
dampaknya bagi perusahaan atau organisasi. Hal tersebut bukan saja
karena proses rekrutmen & seleksi itu sendiri telah
menyita waktu, biaya dan tenaga,
tetapi juga karena menerima orang yang salah untuk suatu jabatan akan
berdampak pada efisiensi, produktivitas, dan dapat merusak moral kerja
karyawan yang bersangkutan dan orang-orang di sekitarnya.
Lowongan
pekerjaan bisa timbul karena adanya seorang karyawan yang berhenti dan
pindah keorganisasi yang lain. Mungkin pula lowongan terjadi karena
adanya karyawan yang di berhentikan dengan terhormat ataupun dengan
tidak terhormat, alasan lain karena ada karyawan yang meninggal dunia.
Perlu ditekankan bahwa kegiatan seleksi di dasarkan pada perencanaan
Sumber Daya Manusia,
karena dalam rencana tersebut telah
di tetapkan berbagai persyaratan yang harus di penuhi oleh orang–orang
yang ingin bekerja dalam organisasi yang bersangkutan artinya, dengan
mendasarkan pada rencana Sumber Daya Manusia, preferensi para manajer,
para pencari tenaga kerja akan memiliki gambaran yang lengkap tentang
tuntunan pekerjaan yang harus di penuhi oleh tenaga kerja baru/calon
karyawan.
Prediksi
kinerja dalam proses manajemen terjadi pada proses seleksi tenaga
kerja. Dalam proses ini, manajemen harus memperhatikan prosedur
penerimaan tenaga kerja yang benar dan layak dipercaya untuk mendapatkan
tenaga kerja yang berkualitas (Ashton [2]).
Selama
ini pihak manajemen personalia kadang merasa kesulitan melakukan
penilaian tersebut secara langsung. Oleh karena itu biasanya dilakukan
tes psikologi yang dapat dibagi ke dalam beberapa bagian, yaitu :
1. Tes
Kepribadian;
2. Tes
Bakat;
3. Tes
Inteligensi; dan
4. Tes
Prestasi
5. Tes psikologi secara umum akan menunjukkan keadaan
emosional seseorang,
Walaupun tidak selalu demikian
(Peter Lauster [3])
Sebuah penelitian pada hampir
42.000 orang di 36 negara dan mengungkapkan hubungan positif antara
beberapa faktor psikologis tersebut dan kesuksesan dalam kehidupan
pribadi dan pekerjaan (Stein dan Book, [4]). Ini menunjukkan bahwa
seorang karyawan juga akan berhasil jika di dalam diri mereka terbentuk
nilai-nilai yang tinggi. Tes psikologi akan mengajukan beberapa
pertanyaan sederhana namun jawabannya akan cukup mewakilkan kepribadian,
kecerdasan emosional, serta potensi yang dimiliki seseorang. Data tes
dan hasil tes psikologi biasanya dihimpun dalam kertas atau dalam
aplikasi komputer berupa tabel yang memuat data dan nilai dari
masing-masing peserta tes. Penilaian dan pertimbangan dari hasil tes
psikologi harus dilakukan secara berhati-hati dan dengan metode yang
tepat.
Melihat
kondisi seperti di atas, maka kiranya diperlukan suatu sistem yang bisa
menyimpan data calon karyawan,
hasil tes secara terintegrasi dan kemudian melakukan analisa terhadap
hasil tes psikologi tersebut dan memberikan alternatif solusi bagi pihak
manajemen dalam pemilihan calon karyawan yang tepat untuk menjadi
karyawan perusahaan sesuai dengan posisi yang dibutuhkan perusahaan.
Sistem pendukung keputusan akan menggunakan metode AHP agar para
pengambil keputusan akan dengan mudah menentukan urutan calon karyawan
berdasarkan nilai
kriteria yang diperoleh dalam
proses seleksi. Adanya prosedur ini setidaknya dapat membantu system
dalam memproses aktivitas data dalam penyesuaian dengan sistem seleksi
yang ada serta memperoleh informasi mengenai proses penerimaan karyawan
secara cepat, tepat dan akurat sehingga tidak terjadi pemborosan waktu,
biaya dan tenaga kerja untuk mendapatkan karyawan yang dibutuhkan.
B. Seleksi
Sedangkan menurut Randall S.
Schuler dan Susan E. Jackson [12], yang mengaitkan seleksi dan
penempatan menyebutkan bahwa seleksi adalah proses mendapatkan
dan mempergunakan informasi mengenai pelamar kerja untuk menentukan
siapa yang seharusnya diterima menduduki posisi jangka pendek dan jangka
panjang. Permintaan atau kebutuhan sumber daya manusia organisasi di
waktu yang akan datang adalah pusat kegiatan perencanaan kepegawaian.
Hampir semua perusahaan harus
membuat prediksi kebutuhan –
kebutuhan karyawan (paling tidak secara informal) diwaktu yang akan
datang, meskipun mungkin tidak perlu mengestimasi sumber – sumber
suplainya. Perencanaan permintaan pekerja diartikan sebagai kegiatan
penentuan jumlah (kuantitas) dan jenis (kualitas) karyawan yang
diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi secara optimal. Perencanaan
permintaan pekerja sehingga diadakan seleksi sangat dipengaruhi oleh
berbagai faktor, baik yang berasal dari
dalam organisasi maupun berasal
dari lingkungan organisasi. Faktor penyebab timbulnya permintaan pekerja
antara lain :
1. Perubahan lingkungan eksternal,
yaitu perubahan pada teknologi, sosial budaya, politik, peraturan
perundang – undangan ekonomi dan pesaing
2. Perubahan organisasional, yaitu
perubahan pada rencana strategis, anggaran, usaha dan kegiatan baru,
rancangan organisasi dan tugas pekerjaan
3. Perubahan angkatan kerja karena
para pekerja perusahaan pensiun, penempatan, pemberhentian, kematian dan
absensi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar