Selasa, 09 Oktober 2012

Pertemuan Ke- 12 --> Anggaran Piutang


ANGGARAN PIUTANG


Piutang adalah salah satu bentuk investasi. Sebagai salah satu bentuk invesatsi maka piutang :

  • Menyerap sejumlah dana modal kerja
  • Mempunyai usia tertentu sesuai dengan waktu keterikatannya
  • Mempengaruhi tingkat risiko perusahaan secara keseluruhan
  • Perlu dimonitor tingkat efisiensinya
Anggaran piutang adalah anggaran yang merencanakan secara lebih terperinci tentang jumlah piutang perusahaan beserta perubahan-perubahannya dari waktu ke waktu selama periode yang akan datang

Manfaat anggaran piutang bagi perusahaan sebagai berikut:
  • Merupakan upaya untuk meningkatkan omzet penjualan, sehingga keuntungan juga dapat ditingkatkan
  • Pada jenis usaha tertentu, kredit jangka panjang dapat menciptakan keuntungan tambahan tertentu bagi perusahaan
  • Dapat mempererat hubungan dagang antara perusahaan dengan relasinya

Dengan anggaran piutang dapat ditunjukkan hal-hal berikut ini :
  • Menunjukkan besarnya putang yang terjadi dari waktu ke waktu
  • Menunjukkan jumlah piutang yang tertagih dari waktu ke waktu
  • Menunjukkan sisa piutang yang belum tertagih ari waktu ke waktu selama periode yang akan datang
6 faktor yang perlu dipertimbangkan menyusun anggaran piutang :
  1. Anggaran penjualan
  2. Keadaan persaingan di pasar
  3. Posisi perusahaan dalam persaingan
  4. Syarat pembayaran yang ditawarkan perusahaan
  5. Kebijakan perusahaan dalam penagihan piutang
  6. Rencana perusahaan untuk melakukan penjualan secara kredit aktiva-aktiva lain, selain barang hasil produksinya.

Pengaruh penjualan kredit terhadap arus kas yaitu :
  1. Jangka waktu kredit itu diberikan
  2. Kerajinan dari petugas penagih hutang
  3. Mutu dari para debitur yang diperdaya membeli barang dagang kredit situasi usaha pada umumnya

Beberapa manfaat yang diperoleh dengan adanya penjualan kredit antara lain :

  • Merupakan upaya untuk meningkatkan omzet penjualan.
  • Pembeli yang tidak memiliki likuiditas tinggi mungkin sekali akan terdorong untuk melakukan pembelian, dengan demikian kebijaksanaan kredit dapat meningkatkan daya saing perusahaan.
  • Dengan meningkatnya volume penjualan maka keuntunganpun diharapkan akan meningkat. Dengan demikian kredit akan mempunyai akibat yang positif dari segi penilaian investasi secara keseluruhan.
  • Dengan adanya hubungan hutang piutang maka hubungan dagang antara perusahaan dengan para pembelinya menjadi lebih erat, sehingga kredit menjamin kontinyuitas hubungan.
  • Pada jenis usaha tertentu (produsen rumah murah, perdagangan kendaraan bermotor) dimana hubungan kredit berjangka lama, maka kredit menciptakan keuntungan tambahan bagi penjual.

Berbagai jenis beban dan biaya yang timbul karena perusahaan menjual secara kredit antara lain berupa :
  • Beban biaya modal
    Piutang sebagai salah satu bentuk investasi akan meyerap modal yang tersedia. Maka dengan adanya piutang, modal yang tersedia untuk investasi lain akan berkurang. Dengan adanya piutang dagang kebutuhan modal kerja akan meningkat.
  • Biaya administrasi piutang
    Biaya ini terdiri dari : biaya organisasi (unit kerja) yang menangani/mengelola piutang serta biaya penagihan
  • Piutang mungkin tidak seluruhnya dapat ditagih, sehingga timbul piutang macet atau tak tertagih
  • Piutang dapat memberikan tambahan keuntungan, namun dapat juga mengakibatkan timbulnya keugian, maka perlu dibuat suatu kebijaksanaan yang jelas untuk mengatur masalah tersebut. Berbagai langkah yang perlu dipersiapkan antara lain :
  1. Dibentuknya unit kerja yang khusus mengurusi piutang
    o Mencari langganan potensial
    o Menyeleksi calon debitur
    o Membukukan transaksi
    o Melakukan penagihan piutang
  2. Digariskannya kebijakan piutang yang jelas sebagai pedoman unit kerja
    o Penentuan Plafon kredit
    o Penentuan jangka waktu kredit
    o Pedoman seleksi calon debitur
    o Penentuan jumlah piutang
  3. Penentuan criteria untuk mengukur efisiensi pengelolaan piutang, dengan indicator :
    o Tingkat perputaran piutang
    o Persentase piutang tak tertagih yang sebenarnya (perlu dibandingkan dengan rata-rata piutang tak tertagih untuk industri sejenis)
    o Usia piutang rata-rata (dapat dikelompokkan berapa % piutang yang masih berada
    dalam batas waktu piutang yang seharusnya, bulan terlambat dsb)
    o Biaya pengelolaan setiap Rp 1.000.000 piutang


PENGERTIAN DAN FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


PENYUSUNAN ANGGARAN PIUTANG
Yang dimaksud dengan budget atau anggaran piutang adalah budget atau anggaran yang merencanakan secara lebih terperinci tentang jumlah piutang perusahaan beserta perubahannya dari waktu ke waktu selama periode yang akan datang. Sehingga budget piutang menunjukkan besarnya piutang dari waktu ke waktu karena perusahaan mengadakan transaksi-transaksi penjualan kredit, mennjukkan sisa piutang yang belum tertagih.
Anggaran piutang scara khusus berguna sebagai dasar untuk menyusun Anggaran Kas, karena penagihan piutang tersebut merupakan pemasukan kas.

Penjualan kredit neto

Tingkat perputaran piutang =

Piutang rata-rata

Piutang rata-rata = (piutang awal + piutang akhir) :2

Faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan Anggaran Piutang, antara lain :
  1. Anggaran Penjualan
    Khususnya rencana tentang jenis dan jumlah barang yang akan dijual
  2. Keadaan persaingan di pasar
    Persaingan yang lebih keras akan memaksa perusahaan untuk lebih banyak melakukan transaksi penjualan secara kredit, sehingga memperbesar piutang.
  3. Posisi perusahaan dalam persaingan
    Jika posisi perusahaan cukup kuat, maka perusahaan dapat memaksakan penjualan secara tunai, sehingga memperkecil penjualan kredit.
  4. Syarat pembayaran yang ditawarkan.
    Jika potongan penjualan yang ditawarkan cukup menarik, maka akan mendorong pembeli untuk melakukan pembelian secara tunai.
  5. Kebijakan perusahaan dalam penagihan piutang
    Penagihan piutang yang lebih aktif akan mempercepat pemasukan piutang.

Pertemuan ke-10 --> Anggaran Variabel

Pengertian, Tujuan dan Manfaat Anggaran Variabel

        Dari buku dan sumber belajar terdapat banyak pengertian atau definisi dari anggaran variabel. Menurut buku Manajemen Biaya karangan Hansen dan Mowen, anggaran variabel didefinisikan sebagai biaya yang secara jumlah bervariasi berbanding langsung terhadap perubahan pada pendorong kegiatan. Menurut buku Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro karangan Gilarso mengatakan bahwa biaya variabel ialah biaya yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan besar kecilnya jumlah produksi. Dalam buku Anggaran Bisnis karangan Drs. Gunawan Adisaputro, M.B.A. dan Yunita Anggarini, S.E., M.Si., anggaran variabel adalah biaya yang jumlahnya berubah secara proporsional dengan perubahan volume kegiatan. Sehingga secara total biaya ini berubah-ubah, tetapi secara rata-rata per unit output tidak berubah. Biaya bahan mentah langsung merupakan salah satu contoh biaya yang termasuk kategori ini.

        Dalam perhitungan di dalam anggaran yang ada dalam sebuah perusahaan sering didasarkan pada tingkat kapasitas tertentu. Apabila terdapat perubahan dari kapasitas yang direncanakan, maka terdapat kesulitan untuk dapat mengetahui sejauh mana akibat perubahan tersebut terhadap pendapatan dan biaya yang ada di dalam perusahaan yang bersangkutan. Karena itu manajemen perusahaan sebaiknya telah mempunyai persiapan yang cukup untuk menghadapi terjadinya perubahan tersebut.

        Untuk persiapan dalam menghadapi kemungkinan terjadinya perubahan yang ada di dalam perusahaan tersebut, manajemen perusahaan dapat menyusun anggaran dalam bentuk yang berbeda dengan anggaran yang bersifat tetap. Anggaran ini biasa disebut dengan Anggaran Variabel. Disebut anggaran variabel karena anggaran ini disusun di dalam beberapa tingkat kapasitas yang tidak tetap melainkan bersifat variabel. Dengan disusunnya anggaran variabel, maka manajemen perusahaan akan dapat lebih mengetahui berapa besarnya perubahan pendapatan dan perubahan biaya yang akan terjadi seandainya terjadi perubahan kapasitas yang dipergunakan di dalam perusahaan.

        Sedangkan anggaran tetap (fixed budget) merupakan anggaran yang disusun atas dasar satu titik tingkat kapasitas tertentu, maka anggaran variabel ini merupakan anggaran yang disusun atas dasar suatu interval kapasitas yang ada di dalam perusahaan.

        Dari semua pengertian dan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa anggaran variabel adalah anggaran yang dapat berubah-ubah sesuai dengan perubahan kapasitas produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan. Semakin banyak produk atau output yang dihasilakn perusahaan maka semakin besar pula anggaran atau biaya variabel yang dikeluarkan perusahaan. Hal ini dikarenakan ada penambahan biaya untuk membeli bahan baku dan bahan pembantu yang diperlukan dalam proses produksi perusahaan tersebut.


Tujuan Anggaran Variabel
        Tujuan pendekatan anggaran variabel yang utama  adalah untuk menunjukkan bagaimana dan sampai sejauh mana biaya dipengaruhi oleh volume output. Hubungan antara faktor biaya dan output tersebut ditunjukkan dalam anggaran variabel ini.      

        Dengan demikian, anggaran variabel menjadi rumus atau petunjuk atau petunjuk yang mempedomani bagaimana setiap elemen biaya akan berubah sehubungan dengan adanya perubahan dalam volume, output atau tingkat kegiatan perusahaan. Hubungan tersebut ditunjukkan dalam suatu relevant range, yakni suatu interval batas berlakunya anggaran variabel yang disusun. Ditetapkannya interval tersebut mengingatkan bahwa biaya-biaya tetap dalam jangka panjang bisa berubah.


Manfaat Anggaran Variabel
        Penggunaan anggaran variabel dalam perusahaaan akan mempunyai beberapa kegunaan tertentu bagi perusahaan yang bersangkutan. Beberapa manfaat tersebut antara lain sebagai berikut:
  1. Manajemen perusahaan akan memperoleh gambaran yang lebih jelas apabila terdapat perubahan tingkat kegiatan yang dilaksanakan di dalam perusahaan. Meskipun tingkat kegiatan yang akan dilakukan dalam perusahaan ini telah direncanakan dengan baik, namun kemungkinan terdapatnya perubahan pelaksanaan dari tingkat.kegiatan ini tetap ada. Dengan penyusunan anggaran tetap, akan sulit diketahui bagaimanakah dampak perubahan tingkat kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan tersebut khususnya terhadap pendapatan, biaya dan keuntungan perusahaan tersebut.
  2. Penyusunan anggaran perusahaan, khususnya yang menyangkut biaya tidak langsung akan lebih mudah dilakukan. Sebagaimana diketahui di dalam biaya tidak langsung ini pada umumnya akan terkandung biaya semi variabel. Dengan menunjuk kepada tingkat kapasitas tertentu jumlah biaya tidak langsung ini belum tentu segera dapat diketahui besarnya. Atas bantuan anggaran variabel, berapapun kapasitas yang akan dipergunakan sejauh masih berada di dalam kisar relevan akan segera dapat ditentukan besarnya.
  3. Pengawasan penggunaan dana akan menjadi lebih mudah apabila perusahaan mempunyai anggaran variabel. Hal ini disebabkan oleh karena adanya anggaran variabel ini, manajemen perusahaan akan dapat mengetahui seberapa besarnya dana yang diperlukan untuk setiap tingkat kegiatan. Dengan demikian maka pengeluaran dana akan dapat dikelola dengan baik karena jumlah dana yang diperlukan untuk setiap kegiatan ini dapat diketahui dengan benar.
        Secara umum dapat dikatakan bahwa penggunaan anggaran variabel di dalam     suatu perusahaan akan mempunyai manfaat yang besar khususnya di dalam perencanaan     dan pengendalian penggunaan dana didalam perusahaan.


Referensi:
  • Hansen & Mowen, (2000). Manajemen Biaya, Edisi pertama, Jakarta : Salemba Empat.
  • Nafarin, M. 2007. Penganggaran Perusahaan. Edisi ke-3. Jakarta : Penerbit Salemba Empat.
  • Ahyari, A. 1989. Anggaran Perusahaan: Pendekatan Kuantitatif. Buku 1. Yogyakarta: BPFE.
  • Sasongko, C. dan Parulian, S.R. 2010. Anggaran. Jakarta : Penerbit Salemba Empat.
  • Munandar, M. 2007. Budgeting: Perencanaan Kerja, Pengkoordinasian Kerja, Pengawasan Kerja. Edisi ke-2. Yogyakarta: BPFE. 
  • Adisaputro, G. 2007. Anggaran Perusahaan 2. Edisi ke-1. Yogyakarta : BPFE.
  • Supriyanto, Y. 1995. Anggaran Perusahaan. Edisi ke-1. Yogyakarta : bagian penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.
  • Adisaputro, G. dan Marwan, asri. 1979. Anggaran Perusahaan: Prinsip Mekanisme dan Teknik Penyusunannya. Yogyakarta : bagian penerbitan Universitas Gadjah Mada.
  • Adisaputro, G. dan Yunita, A. 2007. Anggaran Bisnis Analisis, Perencanaan, dan Pengendalian Laba. Yogyakarta : UPP STIM YKPN.

Definisi Penganggaran

-->

Penganggaran : Definisi, Fungsi, Manfaat, dan Tipe-Tipe Anggaran

  1. Pengertian Anggaran Menurut Para Ahli :
  1. Glenn A Welsch mendefenisikan anggaran sebagai berikut:
    "Profit planning and control may be broadly as de fined as sistematic and formalized approach for accomplishing the planning, coordinating and control responsibility of management".
    Dari pengertian di atas, anggaran dikaitkan dengan fungsi-fungsi dasar manajemen yang meliputi fungsi perencanaan, koordinasi dan pengawasan. Jadi bila anggaran dihubungkan fungsi dasar manajemen maka anggaran meliputi fungsi perencanaan, mengarahkan, mengorganisasi dan mengawasi setiap satuan dan bidang-bidang organisasional didalam badan usaha.
  1. Menurut Gomes (1995, p.87-88), anggaran merupakan dokumen yang berusaha untuk mendamaikan prioritas-prioritas program dengan sumber-sumber pendapatan yang diproyeksikan. Anggaran menggabungkan suatu pengumuman dari aktivitas organisasi atau tujuan untuk suatu jangka waktu yang ditentukan dengan informasi mengenai dana yang dibutuhkan untuk aktivitas tersebut atau untuk mencapai tujuan tersebut.
  2. Menurut Mulyadi (2001, p.488), anggaran merupakan suatu rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif yang diukur dalam satuan moneter standar dan satuan ukuran yang lain yang menvakup jangka waktu satu tahun.
  3. Menurut Supriyono (1990, p.15), penganggaran merupakan perencanaan keuangan perusahaan yang dipakai sebagai dasar pengendalian (pengawasan) keuangan perusahaan untuk periode yang akan datang.
    Anggaran merupakan suatu rencana jangka pendek yang disusun berdasarkan rencana kegiatan jangka panjang yang telah ditetapkan dalam proses penyusunan program. Dimana anggaran disusun oleh manajemen untuk jangka waktu satu tahun, yang nantinya akan membawa perusahaan kepada kondisi tertentu yang diinginkan dengan sumber daya yang ditentukan.

  1. Fungsi Anggaran :
    Peranan anggaran pada suatu perusahaan merupakan alat untuk membantu manajemen dalam pelaksanaan, fungsi perencanaan, koordinasi, pengawasan dan juga sebagai pedoman kerja dalam menjalankan perusahaan untuk tujuan yang telah ditetapkan.
  1. Fungi Perencanaan
    Perencanaan merupakan salah satu fungsi manajemen dan fungsi ini merupakan salah satu fungsi manajemen dan fungsi ini merupakan dasar pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen lainnya.
    Winardi memberikan pengertian mengenai perencanaan sebagai berikut:
    "Perencanaan meliputi tindakan memilih dan menghubungkan fakta-fakta dan membuat serta menggunakan asumsi-asumsi mengenai masa yang akan datang dalam hal memvisualisasi serta merumuskan aktifitas-aktifitas yang diusulkan yang dianggap perlu untuk mencapai basil yang diinginkan".
    Dari kutipan di atas disimpulkan bahwa sebelum perusahaan melakukan operasinya, pimpinan dari perusahaan tersebut harus lebih dahulu merumuskan kegiatan-kegiatan apa yang akan dilaksanakan di masa datang dan hasil yang akan dicapai dari kegiatan-kegiatan tersebut, serta bagaimana melaksanakannya. Dengan adanya rencana tersebut, maka aktifitas akan dapat terlaksana dengan baik.
  2. Fungsi Pengawasan
    Anggaran merupakan salah satu cara mengadakan pengawasan dalam perusahaan. Pengawasan itu merupakan usaha-usaha yang ditempuh agar rencana yang telah disusun sebelurnnya dapat dicapai. Dengan demikian pengawasan adalah mengevaluasi prestasi kerja dan tindakan perbaikan apabila perlu. Aspek pengawasan yaitu dengan membandingkan antara prestasi dengan yang dianggarkan, apakah dapat ditemukan efisiensi atau apakah para manajer pelaksana telah bekerja dengan baik dalam mengelola perusahaan. Tujuan pengawasan itu bukanlah mencari kesalahan akan tetapi mencegah dan nemperbaiki kesalahan. Sering terjadi fungsi pengawasan itu disalah artikan yaitu mencari kesalahan orang lain atau sebagai alat menjatuhkan hukuman atas suatu kesalahan yang dibuat pada hal tujuan pengawasan itu untuk menjamin tercapainya tujuan-tujuan dan rencana perusahaan.
  3. Fungsi Koordinasi
    Fungsi koordinasi menuntut adanya keselarasan tindakan bekerja dari setiap individu atau bagian dalam perusahaan untuk mencapai tujuan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
    untuk menciptakan adanya koordinasi diperlukan perencanaan yang baik, yang dapat menunjukkan keselarasan rencana antara satu bagian dengan bagian lainnya. Anggaran yang berfungsi sebagai perencanaan harus dapat menyesuaikan rencana yang dibuat untuk berbagai bagian dalam perusahaan, sehingga rencana kegiatan yang satu akan selaras dengan lainnya. Untuk itu anggaran dapat dipakai sebagai alat koordinasi untuk seluruh bagian yang ada dalam perusahaan, karena semua kegiatan yang saling berkaitan antara satu bagian dengan bagian lainnya sudah diatur dengan baik.

  4. Anggaran Sebagai Pedoman Kerja
    Anggaran merupakan suatu rencana kerja yang disusun sistematis dan dinyatakan dalam unit moneter. Lazimnya penyusunan anggaran berdasarkan pengalaman masa lalu dan taksir-taksiran pada masa yang akan datang, maka ini dapat menjadi pedoman kerja bagi setiap bagian dalam perusahaan untuk menjalankan kegiatannya.
    Tujuan yang paling utama dari anggaran adalah untuk pengawasan luar, yaitu untuk membatasi sumber-sumber daya keseluruhan yang tersedia untuk suatu instansi dan untuk
    mencegah pengeluaran-pengeluaran bagi hal-hal atau aktivitas-aktivitas yang tidak dibenarkan oleh undang-undang.

  1. Manfaat Anggaran :
      Menurut Marconi dan Siegel (1983) dalam Hehanusa (2003, p.406-407) manfaat anggaran adalah :
  1. Anggaran merupakan hasil dari proses perencanaan, berarti anggaran mewakili kesepakatan negosiasi di antara partisipan yang dominan dalam suatu organisasi mengenai tujuan kegiatan di masa yang akan datang.
  2. Anggaran merupakan gambaran tentang prioritas alokasi sumber daya yang dimiliki karena dapat bertindak sebagai blue print aktivitas perusahaan.
  3. Anggaran merupakan alat komunikasi internal yang menghubungkan departemen (divisi) yang satu dengan departemen (divisi) lainnya dalam organisasi maupun dengan manajemen puncak.
  4. Anggaran menyediakan informasi tentang hasil kegiatan yang sesungguhnya dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan.
  5. Anggaran sebagai alat pengendalian yang mengarah manajemen untuk menentukan bagian organisasi yang kuat dan lemah, hal ini akan dapat mengarahkan manajemen untuk menentukan tindakan koreksi yang harus diambil.
  6. Anggaran mempengaruhi dan memotivasi manajer dan karyawan untuk bekerja dengan konsisten, efektif dan efisien dalam kondisi kesesuaian tujuan antara tujuan perusahaan dengan tujuan karyawan.


  1. Tipe Anggaran :
  1. Ceiling Budget
    Tipe anggaran yang dipakai untuk tujuan-tujuan pengawasan dinamakan Ceiling Budget. Anggaran jenis ini mengawasi suatu instansi secara langsung dengan cara menentukan batas-batas pengeluaran melalui peraturan penggunaan/pemberian, atau secara tidak langsung dengan cara membatasi penghasilan instansi pada sumber yang diketahui dan jumlah yang terbatas.
  2. A Line-Item Budget
    Tipe ini menggolongkan pengeluaran-pengeluaran berdasarkan jenis, digunakan untuk mengawasi jenis-jenis pengeluaran dan juga jumlah totalnya
  3. Performance and Program Budgets
    Tipe ini berguna untuk menspesifikasi aktivitas-aktivitas atau program-program berdasarkan mana dana digunakan, dan dengan cara demikian membantu dalam evaluasinya. Dengan cara memisahkan pengeluaran-pengeluaran berdasarkan fungsi (seperti kesehatan atau keamanan public) atau berdasarkan jenis pengeluaran (seperti kepegawaian dan peralatan) atau berdasarkan sumber penghasilan seperti pajak kekayaan atau biaya-biaya pemakaian (user fees), para administrator dan para anggota legislatif bisa mendapatkan laporan-laporan yang tepat mengenai transaksi-transaksi keuangan, untuk mempertahankan baik efisiensi ke dalam maupun pengawasan dari luar.

Pertemuan Ke-5 --> Anggaran Bahan Baku


ANGGARAN BAHAN BAKU

Anggaran Bahan Baku adalah Anggaran yang disusun dengan tujuan:
  1. Memperkirakan jumlah kebutuhan bahan baku langsung
  2. Memperkirakan jumlah pembelian bahan baku langsung yang diperlukan
  3. Sebagai dasar memperkirakan kebutuhan dana yang diperlukan untuk melaksanakan pembelian bahan baku langsung.
  4. Sebagai dasar penentuan dasar pokok produksi yakni memperkirakan komponen harga pokok pabrik karena penggunaan bahan baku langsung dalam proses produksi.
  5. Sebagai dasar melaksanakan fungsi pengendalian bahan baku langsung.

Anggaran Bahan baku biasanya memerlukan 4 (empat) sub-anggaran, yaitu:
    1. Anggaran Kebutuhan Bahan Baku Langsung:
Adalah anggaran yang disusun untuk merencanakan kuantitas fisik bahan baku langsung yang dibutuhkan untuk keperluan produksi pada periode yang akan datang.

    1. Anggaran Pembelian Bahan Baku Langsung:
Yaitu anggaran yang disusun untuk merencanakan kuantitas fisik bahan baku langsung yang harus dibeli pada periode yang akan datang dengan mempertimbangkan faktor persediaan dan kebutuhan bahan baku langsung untuk keperluan produksi.

    1. Anggaran Persediaan Bahan Baku Langsung:
Yakni anggaran yang disusun untuk merencanakan kuantitas fisik bahan baku langsung yang harus disimpan sebagai persediaan.

    1. Anggaran Biaya Bahan Baku Langsung Yang Habis Dipergunakan Dalam Produksi:
Adalah anggaran yang disusun untuk merencanakan nilai (dinyatakan dalam satuan uang) bahan baku langsung yang digunakan dalam proses produksi.

  • Anggaran Kebutuhan Baku Langsung
Informasi yang tercantum dalam anggaran kebutuhan bahan baku langsung adalah:
  • Jenis produk jadi yang dihasilkan
  • Jenis bahan baku yang digunakan
  • Departemen produksi yang dilalui dalam proses produksi
  • Standard Usage Rate
  • Waktu penggunaan bahan baku langsung
  • Kuantitas produk jadi

    • Standard Usage Rate adalah: bilangan yang menunjukkan berapa satuan bahan baku langsung yang diperlukan untuk menghasilkan satu satuan produk jadi.

Kadangkala kuantitas bahan baku langsung yang dibeli tidak seimbang dengan kebutuhannya, akibatnya :
  • Bila kuantitas pembelian bahan baku langsung lebih besar dari kebutuhannya maka:
      • Bahan baku langsung banyak yang menumpuk di gudang, yang kemungkinan dapat mengakibatkan kualitasnya turun.
      • Bahan baku langsung terlalu lama menunggu giliran untuk diproses.
      • Meningkatnya biaya penyimpanan.

        • Bila kuantitas pembelian bahan baku langsung lebih kecil dari kebutuhannya, maka:
          • Proses produksi terhambat oleh karena kehabisan bahan baku langsung.
          • Timbul biaya tambahan untuk mencari bahan baku pengganti dalam jangka waktu secepat mungkin.

Untuk mendapatkan kuantitas yang tepat, dapat dilakukan penghitungan dengan menggunakan metode EOQ (Economical Order Quantity), yaitu jumlah bahan baku langsung yang harus dibeli setiap kali dilakukan pembelian sehingga akan menimbulkan biaya yang paling rendah akan tetapi tidak akan mengakibatkan kekurangan bahan baku langsung.

  • Anggaran Pembelian Bahan Baku
Informasi yang tercantum dalam anggaran pembelian bahan baku adalah:
      • Jenis bahan baku langsung yang dipakai dalam proses produksi
      • Jumlah bahan baku langsung yang harus dibeli
      • Harga beli per satuan bahan baku langsung

  • Anggaran Persediaan Bahan Baku Langsung
Tujuan penyusunan anggaran persediaan bahan baku langsung adalah untuk mengendalikan tingkat persediaan bahan baku langsung yang terdapat dalam gudang sehingga dapat diketahui penggunaan bahan baku langsung dan bahan baku langsung yang masih tersisa sebagai persediaan sesuai dengan rencana semula.
Faktor-faktor yang mempengaruhi persediaan bahan baku adalah:
  1. Volume produksi selama suatu periode waktu tertentu
  2. Volume minimal bahan baku langsung
  3. Besarnya pembelian yang ekonomis
  4. Taksiran perubahan harga beli bahan baku langsung di waktu yang akan datang.
  5. Biaya penyimpanan dan pemeliharaan bahan baku langsung
  6. Tingkat kecepatan bahan baku langsung menjadi rusak.

Informasi yang tercantum dalam anggaran persediaan bahan baku adalah:
      • Jenis bahan baku langsung yang dipergunakan
      • Jumlah bahan baku langsung yang tersisa sebagai persediaan
      • Harga beli per satuan bahan baku langsung
      • Nilai bahan baku langsung yang tersimpan sebagai persediaan.

  • Anggaran Biaya Bahan Baku langsung yang habis dipergunakan
Informasi yang tercantum dalam anggaran biaya bahan baku langsung adalah:
      • Jenis bahan baku langsung yang dipergunakan
      • Kuantitas bahan baku langsung yang habis dipergunakan untuk produksi
      • Harga per satuan bahan baku langsung
      • Nilai bahan baku langsung yang habis dipergunakan untuk produksi.
      • Jenis produk jadi yang menggunakan bahan baku langsung.
      • Waktu pemakaian bahan baku langsung.

Manfaat penyusunan anggaran biaya bahan baku langsung yang habis dipergunakan:
  1. Untuk menghitung harga pokok produk jadi yang dihasilkan
  2. Untuk pengendalian pemakaian bahan baku langsung

Contoh Soal :
PT Podang Mas membuat dua jenis produk, yakni Keju Pisang dan Keju Ayam. Keju Pisang dibuat pada dua departemen Produksi, yakni Oven dan Panggang sedang Keju Ayam hanya dibuat pada Departemen Panggang. Bahan baku ada dua jenis, yakni Keju dan Tepung. Keju untuk Departemen Produksi Oven dan Tepung untuk Departemen Produksi Panggang.
Rencana produksi tahun 2003 adalah:
Keju Pisang Keju Ayam
Januari 500 800
Februari 600 800
Maret 700 900
Triwulan II 1550 2400
Triwulan III 1800 2500
Triwulan IV 1950 2600
Setiap 100 unit Keju Pisang menggunakan 5 Kg Keju dan 10 kg tepung, sedangkan setiap 100 unit Keju Ayam hanya menggunakan 8 kg Keju.
Harga Keju Rp 600,- per kg dan harga tepung Rp 180,- per kg.
Persediaan bahan mentah per I Januari 2003 adalah : Keju = 50 Kg, dan Tepung = 30 Kg.

Persediaan bahan mentah pada akhir bulan :
Keju Tepung
Januari 25 Kg 50 Kg
Februari 30 Kg 45 Kg
Maret 35 Kg 55 Kg
Triwulan II 60 Kg 100 Kg
Triwulan III 65 Kg 125 Kg
Triwulan IV 75 Kg 135 Kg

Dari data diatas, saudara diminta:
  1. Menyusun anggaran Kebutuhan Bahan Baku untuk produksi tahun 2003
  2. Menyusun anggaran biaya bahan baku untuk produksi tahun 2003.
  3. Menyusun anggaran Persediaan Bahan Baku untuk produksi tahun 2003

  4. Menyusun anggaran Pembelian Bahan Baku untuk produksi tahun 2003


ANGGARAN BAHAN BAKU
Standar pemakian bahan baku
Kedelai Gula merah
Kecap Manis 2 Ons 3 Ons
Kecap Asin 3 Ons 2 Ons
Harga bahan baku kedelai = Rp. 200/ons, dan Gula merah = Rp. 300/ons
Tingkat persediaan bahan baku awal th 2002 untuk Kedelai = 80 ons, dan gula merah = 100 ons.
Tabel : 3 Anggaran Pemakaian bahan baku
PT. X untuk th 2002
Kw
Jenis kecap
Produksi (bt)
Kedelai Standar (ons)
Jumlah (ons)
Produksi (bt)
Gula merah
Standar (ons)
Jumlah (ons)
I
Manis
Asin
100
100
2
3
200
300
100
100
3
2
300
200

Jumlah
200

500
200

500
II
Manis
Asin
100
100
2
3
200
300
100
100
3
2
300
200

Jumlah
200

500
200

500
III
Manis
Asin
101
101
2
3
202
303
101
101
3
2
303
202

Jumlah
202

505
202

505
IV
Manis
Asin
101
101
2
3
202
303
101
101
3
2
303
202

Jumlah
202

505
202

505

Total (th)
804

2010
804

2010
Tabel : 4 Anggaran biaya bahan baku
PT. X untuk th 2002

Kw
Keb. (ons)
Kedelai Harga/ons
Jumlah (Rp)
Keb (ons)
Gula merah Harga/ons
Jumlah (Rp)
Total (Rp)
I
II
III
IV
500
500
505
505
Rp. 200
200
200
200
100.000
100.000
101.000
101.000
500
500
505
505
Rp. 300
300
300
300
150.000
150.000
151.000
151.000
250.000
250.000
252.000
252.000
Tahun
2.010

402.000
2.010

603.000
1.005.000

ANGGARAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU

Persediaan bahan baku akhir = Biaya bahan baku x 2 - persediaan
Tingkat perputaran persediaan bahan baku bahan baku
Awal
Misalkan : tingkat perputaran persediaan bahan baku = 8x

Tabel :5 Anggaran persediaan bahan baku
PT.X untuk th 2002
Kw
Perhitungan
Kedelai dalam
rupiah
Harga/ ons
Dalam Ons
Perhitungan
Gula
Merah
Dalam rupiah
Harga/ ons Rp
Dalam Ons
Jumlah Rupiah
I
100.000 x 2 – 16.000
8
9.000
200
45
150.000 x 2-30.000
8
7.500
300
25
16.500
II
100.000 x 2 – 9.000
8
16.000
200
80
150.000 x 2-7.500
8
30.000
300
100
46.000
III
101.000 x 2 – 16.000
8
9.250
200
46,3
151.500 x 2 – 30.000
8
7.875
300
26,3
17.125
IV
101.000 x 2 – 9.250
8
16.000
200
80
151.500 x 2 – 7.875
8
30.000
300
100
46.000



Tabel : 6 Anggaran Pembelian bahan baku
PT. X untuk tahun 2002

Keterangan
Kw I ons
Rp
Kw II ons
Rp
Kw III ons
Rp
Kw IV ons
Rp
Tahun ons
Rp
Biaya b.b Kedelai
Gula merah

500
500

100.000
150.000

500
500

100.000
150.000

505
505

101.000
151.000

505
505

101.000
151.000

2.010
2.010

402.000
603.000
Jumlah
1000
250.000
1000
250.000
1.010
252.000
1.010
252.000
4.020
1.005.000

Persd. Akhir

Kedelai
Gula merah


45
25


9.000
7.500


80
100


16.000
30.000


46,3
26,3


9.250
7.875


80
100


117.000
181.500


80
100


16.000
30.000
Jumlah
70
16.500
180
46.000
72,6
17.125
180
298.500
180
46.000
b.b dibutuhkan
Kedelai
Gula merah


545
525


109.000
157.500


580
600


116.000
180.000


551,3
531,3


110.250
159.375


585
605


9.250
7.875


2.090
2.110


418.000
633.000
Jumlah
1.070
266.500
1.180
296.000
1.082,6
269.625
1.190
17.125
4.200
1.051.000

Persd. Awal

Kedelai
Gula merah


80
100


16.000
30.000


45
25


9.000
7.500


80
100


16.000
30.000


46,3
26,3


107.750
173.625


80
100


16.000
30.000
Jumlah
180
46.000
70
16.500
180
46.000
72,6
281.375
180
46.000
Pembelian . b.baku
Kedelai
Gula merah


465
425


93.000
127.500


535
575


107.000
172.500


471,3
431,3


94.250
129.375


538,7
578,7


2.090
2.110


2.010
2.010


402.000
603.000
Jumlah
890
220.500
1.110
279.500
902,6
223.625
1.117,4
4.200
4.020
1.005.000









Soal – soal :
PT. Amburadul memproduksi satu jenis produk dengan harga pokok standar / unit produk sebagai berikut :
Biaya bahan baku 0.5 Kg @ Rp 500
Biaya tenaga kerja langsung 1 jam @ Rp 2.000
Biaya overhead pabrik variabel 0.8 jam @ Rp 700
Biaya overhead pabrik tetap 0.5 jam @ Rp 600

Kapasitas normal 1 tahun produksi 5.000 unit. Biaya depresiasi pabrik tiap triwulan Rp 200.000. Selama tahun 2004 ini, perusahaan merencanakan tingkat produksi sebagai berikut :
Triwulan I 800 unit
Triwulan II 1.200 unit
Triwulan III 1.800 unit
Triwulan IV 1.000 unit

Dari data tersebut diatas :
  1. Buatlah anggaran biaya bahan baku.
  2. Anggaran jam kerja langsung dan anggaran biaya tenaga kerja langsung.
  3. Anggaran biaya overhead pabrik disertai pembayaran tunai untuk overhead pabrik tersebut.





  1. Rencana penjualan selama triwulan I tahun 2004 dari perusahaan Wajik Amandit adalah sebagai berikut :

Januari 5.000 Kg @ Rp 1.000
Februari 5.500 Kg @ Rp 1.000
Maret 6.000 Kg @ Rp 1.000
Taksiran beban usaha tiap bulan sebagai berikut :
Komisi penjualan 10 % dari penjualan bulan bersangkutan, angkutan penjualan 5 % dari penjualan bulan bersangkutan, administrasi penjualan Rp 100.000, administrasi dan umum tunai Rp 200.000, depresiasi alat penjualan Rp 20.000. depresiasi alat kantor Rp 30.000.
Dari data tersebut diatas, susunlah tiap bulan anggaran beban usaha dan pembayaran beban usaha tunai tiap bulan.
  1. PT. Cende yang saat ini masih berusaha dengan modal sendiri dan bermaksud pada tahun 2004 menambah modal dengan meminjam di Bank. Untuk pinjam di Bank tersebut PT. Cende diminta oleh pihak Bank untuk menyusun anggaran rugi / laba dan anggaran kas dalam tiap triwulan selama tahun 2004. Untuk keperluan penyusunan anggaran tersebut PT. Cende mengumpulkan data sebagai berikut :
a. Keadaan harta per 1 januari 2004 terdiri dari :
Kas Rp 1.000.000
Persediaan bahan baku Rp 100.000 unit @ Rp 100
Pabrik dan alat nilai bersih Rp 5.000.000
Kantor dan alat nilai bersih Rp 3.000.000
b. Aktiva tetap disusut tiap triwulan 2 % dari nilai buku bersih
c. Rencana penjualan tahun 2004 :
Triwulan I Rp 5.000.000
Triwulan II Rp 6.000.000
Triwulan III Rp 5.000.000
Triwulan IV Rp 4.000.000
Harga jual barang jadi / unit Rp 1.000
d. Penbayaran atas penjualan 30 % dibayar pada triwulan penjualan dan 70 % pada triwulan berikutnya.
e. Persediaan barang jadi setiap akhir triwulan direncanakan 500 unit. Pada awal januari 2004 tidak terdapat persediaan barang jadi dan tidak juga untuk persediaan barang dalam proses.
f. Setiap unit barang jadi memerlukan :
Bahan baku 2 unit @ Rp 100 = Rp 200
Tenaga kerja langsung = Rp 300
Overhead pabrik variabel = Rp 50
g. Bahan baku dibayar tunai 75 % dan 25 % dibayar pada triwulan berikutnya. Persediaan bahan baku akhir sama dengan awal.
h. Biaya overhead pabrik tetap tiap triwulan Rp 500.000 tidak termasuk biaya penyusutan
i Rencana pada tgl 1 april 2004 dibeli mesin senilai Rp 4.000.000 yang pembayarannya Rp 3.000.000 pada bulan april dan Rp 1.000.000 pada bulan juli 2004.
j. Alat penjualan rencananya dibeli tunai 1 april 2004 seharga Rp 2.000.000
k. Biaya penjualan tunai tiap triwulan di perkirakan 10 % dari penjulan.
l. Biaya administrasi tunai Rp 300.000 tiap triwulan.
m. Kas minimum Rp 1.000.000 dan pajak penghasilan 10 % yang dibayar tiap triwulan.
n. Pinjaman dibank direncanakan awal januari 2004 sebesar Rp 7.000.000 dengan bunga yang dibayar tiap akhir triwulan Rp 200.000.
Dari data tersebut anda diminta untuk menyusun anggaran yang dimaksud oleh Bank.