Kamis, 28 November 2013

Tes STIFIn

INSTING
Intisari tentang anda: Kecerdasan Anda Insting yang berarti merujuk kepada naluri sebagai indera ketujuh Anda, yang dilengkapi dengan kemampuan serba-bisa.  Kecerdasan tersebut dikemudikan secara otomatis sehingga membuat Anda responsif, mudah beradaptasi, dan banyak kawan.
Sistem operasi otak berada di : Belahan Otak TengahLapisan tidak ada Kecerdasan setara : AQ (Altruist Quotient) Peranan : Partner (Mitra) Kelebihan : 3  eye (Mata ketiga) Target : Growth (Pertumbuhan) Harapan : Contributing (Kontribusi) Arah Merek :Merek pada tingkat keberperanannya Tabiat terhadap uang : Penolong Konstitusi (Bentuk) Jasmani : Stenis atau datar Kekuatan Jasmani : Adaptasi fisik Fungsi Tubuh :Serba-bisa
Personaliti tetap yang dapat diriset secara psikometrik : Balanced,compromising, peaceful, resourceful, simple, forgiving, occupied, flowing, smooth, intermediary
Empat Kata Kunci: Merangkai, reflek, berkorban, otomatis
Cara Belajar: Merangkai bacaan menjadi rangkuman dan mengurai kembali sampai tuntas, gunakan latar musik Meningkatkan minat belajar: Hilangkan tekanan dengan scaffolding (dibimbing dari dekat)sesaatnya. Klu Diri: Mencari PERAN untuk memultitasking-kan pengabdiannya.
Keutamaan SEKOLAH menuju karir di INDUSTRI yang sesuai (Prioritas #1) :Musik/performance, jasa, kulinary, agama/budaya/charity
Sekolah menuju PROFESI pilihan lainnya (Prioritas #2) : Pembalap, entertainer, agamawan, aktivis, musik, chef,jurnalis, aktivis, pengetahuan umum, performance, spiritualis, birokrat, pelayan masyarakat, mediator, tangan kanan untuk semua posisi dan semua industri, kolumnis, generalis, presenter serba-bisa, atlit serba-bisa, dll.
Sisi positif yang perlu dibina dan hal yang perlu diwaspadai dari anda sendiri:Spiritualis yang hebat namun juga individu yang galak dan temperamental, nalurinya tajam, dan pandai meramal namun peragu dan tidak punya prinsip, isi kepala lengkap sebagai generalis namun membuatnya tanggung tidak tuntas, ingin tenang dan bahagia tapi kurang assertive, sangat responsif, cepat, dan komprehensif namun dalam kontektualitas sebatas ad hock dan kurang jangka panjang,  jujur dan polos namun seringkali naif.
Penjelasan Hasil INSTING
In adalah singkatan dari Insting. Menggunakan dua huruf supaya tidak sama dengan singkatan Intuiting. Jika dua huruf Inbergandengan merupakan identitas sebagai mesin kecerdasan. Menurut konsep STI- FIn ragam mesin kecerdasan hanya ada lima, dan In adalah salah satu diantara 5 mesin kecerdasan tersebut. Pada mesin kecerdasan In tidak memiliki kemudi kecerdasan, baik i (introvert) ataupun e (ekstrovert). Karena secara fisik otak tengah yang menjadi milik In memang tidak memiliki lapisan yang berwarna abu-abu dan putih. Dengan demikian Inselain berperan sebagai mesin kecerdasan juga merupakan kepribadian genetik.
Pengertian sederhana dari Insting adalah jenis kecerdasan atau kepribadian genetik yang berbasiskan kecerdasan naluri atau indera ketujuh yang proses kerjanya dikemudikan secara otomatis karena tidak memiliki kemudi. Kepribadian In ini memiliki kekhasan karena memi- liki kemampuan berkorban bagi kepentingan yang lebih besar melebihi delapan jenis kepribadian yang lain. Kelebihan ini dapat disepadankan dengan kecerdasan berkorban atau disebut AQ (Altruist Quotient).
Sistem operasi pada tipe In berada di belahan otak tengah.Otak tengah menyangga keempat belahan otak sama baiknya. Jika otak ten- gah kuat maka pada tingkat tertentu dapat membantu memperkuat ke- empat belahan otak lainnya. Terutama karena otak tengah menjadi hub bagi keempat belahan otak lainnya sehingga proses koordinasi, harmonisasi, dan keseimbangan otak dapat berjalan secara baik.
Karena tidak memiliki kemudi, otak tengah akan memberi reaksi spontan pada setiap stimulus yang masuk. Meski syaraf terlebih dahulu tiba di otak tengah sebelum menyebar kepada empat belahan otak lain- nya namun bukan berarti keempat belahan otak itu tidak dilibatkan ketika otak tengah ingin merespon sesuatu. Meskipun tanpa kemudi proses koordinasi respon holistik oleh seluruh otak terjadi. Hal itu di- tunjukkan oleh kemampuan otak tengah merespon secara holistik pada setiap respon yang datang.
Mesin kecerdasan In sesungguhnya identik dengan reflek. Mer- eka memiliki reflek yang cepat. Reflek yang bersumber dari hasil pen- golahan yang holistik ini membuat tipe In dalam kesehariannya mudah beradaptasi.Ia seperti dapat mengakses sama baiknya kepada empat belahan otak yang lain. Bahkan secara fisik pun tipe In memiliki ke- mampuan adaptasi fisik yang baik terhadap lingkungan. Pada cuaca lingkungan dan mental seperti orang S ia akan menyesuaikan seperti orang S juga. Demikian seterusnya dengan tiga belahan otak lainnya.
Bentuk badannya datar (stenis) ditandai dengan garis bahu yang lurus rata ke samping. Dengan bentuk badan yang datar ditambah leher yang pendek dengan posisi otak tengah yang paling dekat dengan tulang belakang dan pada saat yang sama otak tengah tersebut me- nyangga keempat belahan otak sama baiknya maka hal itu membuat tipe In memiliki fungsi tubuh yang serba bisa. Fungsi keserba-bisaannya yang digabung dengan kekuatan refleksnya membuat tipe In seolah- olah akan survive diletakkan di lingkungan seperti apapun atau diter- junkan di profesi apapun.
Faktor serba bisa dan daya adaptasi fisik dan adaptasi kecerdasan yang tinggi menyebabkan panggilan jiwa dari tipe In selalu ingin ber- peran sebagai mitra (partner) bagi tipe lainnya. Meskipun harus menjadi orang nomer dua dalam kemitraan tersebut ia tidak terlalu memper- masalahkan yang penting ia dapat menjadi mitra bagi tipe lainnya di level yang lebih baik. Hal seperti ini tidak akan terjadi pada tipe ke- pribadian yang lain. Karena mereka selalu ingin menjadi nomor satu dalam kemitraan tersebut.
Dalam menjalankan fungsi kemitraan tersebut ia memasang tar- get menghasilkan pertumbuhan dari masa ke masa meskipun kecil atau sedikit yang penting ada pertumbuhan. Sebenarnya tipe In tidak suka dengan langkah-langkah revolusioner karena hanya akan meningkatkan suhu kerja yang akan membuat suasana tegang. Sementara tipe In me- nyukai suasana damai dan tenteram tanpa konflik. Termasuk mengapa ia terpanggil untuk menjadi orang kedua karena tidak ingin menjadi sasaran tembak jika menjadi orang nomor satu.
Jika ia bisa bekerja secara tenang dan damai maka salah satu ke- mampuan dia yang lain akan perform, yaitu memiliki mata ketiga dalam melihat terhadap setiap peristiwa. Hasil pengamatan mata ketiga tersebut adalah ia dapat melihat hikmah yang tersembunyi di balik setiap ke- jadian, atau dapat memaknai secara spiritual terhadap setiap kejadian, atau mendapatkan informasi penting dari indera ketujuh (naluri)-nya.
Harapan terbesarnya yaitu ia selalu memberikan kontribusi pada lingkungan sosialnya. Ia merasa hampa jika merasa tidak menolong atau berkontribusi terhadap lingkungannya. Hal yang paling menyakit- kan baginya adalah ketika ia ditolak oleh lingkungannya. Kemampuan adaptasinyalah yang membawanya untuk berkontribusi lebih banyak kepada lingkungannya. Demikian juga dalam pengelolaan uang, ia merasa sedih jika tidak bisa menolong orang lain yang memerlukannya. Tabiatnya terhadap uang adalah selalu ingin menolong orang. Akibat- nya uang habis bukan untuk diri sendiri melainkan untuk menolong orang lain.
Ketulusannya untuk selalu menolong dan berkontribusi membuat pihak lain secara cepat memberikan merek sesuai dengan tingkat ke- berperannya yang tinggi. Dan ia sendiri menyadari bahwa jika tidak berperan dimana-mana ia akan kehilangan makna hidupnya. Kuantitas keberperanannya cukup tinggi. Ia seolah-olah ketarik kesana kemari. Tantangannya adalah dibalik kuantitas keberperanan yang tinggi adalah semua itu ditangani dengan baik sehingga kualitas di semua peranan- nya juga tinggi. Merek dirinya akan terangkat jika kuantitas dan kualitas keberperanannya semuanya tinggi.
Jika menggunakan sudut pandang dunia psikologi (aliran perilaku) kepribadian In mesti memiliki sifat perilaku khas yang dapat dibuktikan dan diukur yang berbeda dari delapan kepribadian yang lain. Terda- pat sepuluh item yang bisa dibuktikan keberadaannya dan bisa diukur secara psikometrik. Menurut konsep STIFIn kesepuluh item tersebut menjadi kepribadian tetap yang tidak akan berubah dan akan selalu eksis seiring dengan penambahan umurnya. Sepuluh sifat yang tetap tersebut adalah: balanced, compromising, peaceful, resourceful, sim- ple, forgiving , occupied, flowing , smooth, dan intermediary (bahasa Inggris dipertahankan supaya definisinya tidak multi tafsir).
Proses belajar pada tipe In sangat berbeda dengan kedela- pan kepribadian yang lain. Bahwa yang lain dalam proses belajarnya cenderung induktif, berangkat dari detail kemudian disimpulkan se- cara umum. Sedangkan tipe In cenderung menggunakan pola belajar deduktif. Ketahui dulu kesimpulannya baru kemudian diteruskan pada rincian. Maka pada setiap buku yang ia baca ia selalu merangkai dulu mencari kesimpulannya baru kemudian diuraikan detailnya. Sambil be- lajar dapat dibantu dengan suasana yang damai dan tenteram dengan dukungan musik latar yang lembut.
Cara membangkitkan motivasinya justru dengan jalan menghi- langkan segala macam tekanan yang menimpanya. Selesaikan satu per satu hingga akhirnya dia merasa lega dan tidak lagi punya trauma masa lalu. Setelah itu baru membimbingnya dengan pendekatan scaffolding. Dibimbing dari dekat supaya ia bisa naik tangga satu per satu.
Prioritas utama jika ingin memilih jurusan dan memilih profesi sebaiknya diarahkan pada satu diantara lima pilihan industri berikut ini, yaitu musik/performance, jasa, kulinary, agama/budaya/charity. Selanjutnya dapat dipilih diantara pilihan jurusan atau profesi seperti pilihan berikut ini: pembalap, entertainer, agamawan, aktivis, musik, chef,jurnalis, aktivis, pengetahuan umum, performance, spiritualis, birokrat, pelayan masyarakat, mediator, tangan kanan untuk semua po- sisi dan semua industri, kolumnis, generalis, presenter serba-bisa, atlit serba-bisa, dll.
Mengapa memerlukan dan lain-lain karena semakin kesini pro- fesi semakin beragam. Namun jika ingin memilih jurusan ataupun profesi patokan bagi tipe Si adalah mempertimbangkan empat kata kuncinya, yaitu: merangkai, reflek, berkorban, dan otomatis. Artinya jurusan atau profesi yang dipilihnya didominasi oleh hal-hal yang ber- sifat umum sebagaihasil rangkaian atau gabungan dari berbagai disiplin ilmu dan profesi, memerlukan reaksi spontan hasil reflek yang cepat, dan mengandung unsur-unsur berkorban untuk kepentingan yang lebih besar, serta bekerja secara otomatis tanpa perlu dipikir ulang karenanya lebih cenderung kepada bidang-bidang kemanusiaan.
Sebagai pribadi yang utuh tipe In memiliki sisi-sisi diametral se- bagai berikut: spiritualis yang hebat namun juga individu yang galak dan temperamental, nalurinya tajam, dan pandai meramal namun peragu dan tidak punya prinsip, isi kepala lengkap sebagai generalis namun membuatnya tanggung tidak tuntas, ingin tenang dan bahagia tapi kurang assertive, sangat responsif, cepat, dan komprehensif namun dalam kontektualitas sebatas ad hock dan kurang jangka panjang, ju- jur dan polos namun seringkali naif. Oleh karena itu perlu berwaspada dengan kelemahannya dan berusaha mengekploitasi kelebihannya. Biasanya jika kelebihannya bergerak membaik maka secara otomatis kelemahannya tertutup dengan sendirinya.
Kemistri alamiahnya adalah selalu bahagia. Ia hanya merasa nyaman hidup dalam suasana yang penuh kebahagiaan dan jauh dari masalah-masalah. Jika kebahagiaan itu berhasil didapatkannya maka ia mulai PERAN untuk memultitaskingkan pengabdiannya. Sebaliknya ia tidak akan bahagia jika ia tidak memiliki peran apa-apa. Keberhasilan hidupnya ditandai dengan perannya yang bermakna dan itu jugalah yang menjadi sumber kebahagiaannya.

Apa Itu TQ, LQ, Sp-Q, AQ?

Saya mendapat pertanyaan dari promotor STIFIn di Bondowoso, Jawa Timur. Pertanyaan yang dilayangkan via email tersebut menanyakan 4 hal. Pertama, apa yang dimaksud personaliti tetap yang dapat diriset secara psikometrik? Kedua, perbedaanTQ (Technical Quotient)dengan LQ (Logical Quotient). Ketiga, tentang Sp-Q (Spatial Quotient), dan terakhir AQ (Altruist Quotient)?
Ini adalah jawaban yang saya sampaikan kepadanya, juga melalui email. Personaliti tetap atau personaliti genetik dimaksudkan sebagai personaliti yang tidak berubah sejak lahir sampai meninggal. Kesepuluh sifat yg disebut tersebut bisa diukur menggunakan riset psikologi dengan alat ukur psikometrik untuk membuktikan bahwa kesepuluh sifat tersebut memang ada pada setiap peserta tes sesuai tipenya.

Perbedaan Technical dengan Logical bahwa ygtechnical memerlukan logical yang lebih dalam, lebih khusus, dan mikroskopik (atau lebih teknis).  Sedang yang logical memerlukan logika-logika umum tetapi tetap memerlukan kecerdasan berhitung yang baik.

Spatial berarti ruang tiga dimensi, artinya kecerdasan yang meruang. Ia tidak lagi berpikir linear (seperti belajar aljabar) tetapi ia sudah memerlukan ilmu tiga dimensi (seperti belajar aritmetika).

Terakhir tentang Altruist, yang berarti kesediaan untuk berkorban demi menolong orang lain. Ia selalu menjadi orang yang pertama yang paling cepat bereaksi untuk menolong orang lain dan melupakan tentang dirinya, sementara jenis yang lain tetap mengutamakan kepentingan dirinya dan menolong orang lain itu urutan berikutnya.
Keterangan artikel:
Tulisan ini disarikan dari email Promotor STIFIn Bondowoso, Jawa Timur kepada Farid Poniman, Juni 2011

Arti Kata Naif http://artikata.com/arti-121874-naif.html

"NAIF" mungkin kita semua sering mendengar kata tersebut entah dari teman, saudara, televisi, radio, dll. Tapi apakah kita semua tahu arti dari naif itu sendiri?, Bagaimana perasaan anda jika ada sahabat anda yang tiba-tiba bilang kepada anda, bahwa anda itu "NAIF" trus anda tidak tahu maksud dari naif itu sendiri.

Mungkin anda akan melakukan seperti apa yang saya lakukan untuk mencari arti kata tersebut, yupz saya langsung aja browsing untuk mencari arti kata tersebut dan hasil yang saya dapat ternyata naif memiliki dua maksud yang berbeda. maksud pertama ke arah yang positif, dan maksud kedua ke arah yang negatif.

Tidak langsung percaya dengan hasil browsing yang saya dapat, saya mencoba untuk mencari kembali arti kata tersebut dalam kamus besar bahasa indonesia, dan hasil yang saya dapat yaitu;
naif (adjective) 1 sangat bersahaja; tidak banyak tingkah; lugu (karena muda dan kurang pengalaman); sederhana: gambar-gambar -- penuh menghiasi dinding kamarnya; 2 celaka; bodoh; tidak masuk akal: -- nya, kerugian sebanyak itu hanya diganti sepertiga.

Saya mulai mengintrospeksi diri saya, mungkin saya ini memang agak sedikit naif (merujuk ke makna yang pertama). Tapi nggak ada salahnya juga memiliki sifat tersebut, asalkan nggak berlebihan juga.

Naif menurut pengertian yang saya simpulkan, adalah orang yang polos, agak kekanak-kanakan, dan memandang hidup selalu lurus tanpa kelokan, dan setiap proses hidup selalu bahagia, tanpa derita, atau bermuram durja.. (heheh)

Mungkin ilustrasi yang saya ambil ini bisa sedikit lebih memahamkan anda tentang makna naif.

Sore mulai beranjak petang namun hujan masih saja tak kunjung reda. Kadang manusia,  ketika sedang bahagia lupa memaknai bahwa suatu saat akan merasa sedih. Ketika suatu saat berteman, maka bukan tidak mungkin suatu saat akan tidak berteman. Ketika sedang jatuh cinta, lupa memaknai bahwa bisa saja dari cinta itu kita lupa memikirkan tentang patah hati, kecewa, atau bahkan benci. ketika seseorang menerima kebaikan orang lain, lupa bahwa orang lain itu juga manusia yang selalu punya salah dan tempatnya khilaf dan  manusia juga punya sifat buruk yang mungkin saja muncul secara tiba-tiba. 

Kadang ketika seorang teman yang kita percaya tiba-tiba berkhianat, kita lupa memaknai bahwa sifat seseorang tidak selalu baik, sama halnya dengan diri kita, penuh salah dan khilaf. Dan mungkin hal itu yang membuat kita kecewa, karena dengan kenaifan kita terlalu berharap yang muluk-muluk dalam hidup, tanpa memikirkan kemungkinan yang bisa saja terjadi. Sejatinya, dunia umumnya hanya berisi kefanaan belaka.

Keekstreman dalam hidup, termasuk dengan nasib dan hubungan dengan banyak orang juga merupakan  kejutan. Memaknai naif mungkin salah satu kejutan indah dalam sebuah kehidupan. Karena kenaifan membuat saya belajar banyak hal.

Ada beberapa sisi naif yang bisa dipandang baik. Sisi untuk berfikiran positif dan sisi untuk berkhusnudzon (bersangka baik) dengan apapun. Tapi disisi lain, belajar untuk tidak berebih-lebihan dan memahami bahwa kehidupan itu berisi banyak paketan-paketan yang kadang mengejutkan, bisa memberi makna bagaimana kita bisa lebih mengerti arti kekecewaan. Dan “belajar memahami, sebelum memarahi”, jadi pelajaran tersendiri.

Senin, 25 November 2013

KEPMENDIKBUD RI NOMOR 155 /U/1998

http://home.unpar.ac.id/~bakem/sk%20dikti.htm

SALINANKEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 155 /U/1998
TENTANG
PEDOMAN UMUM ORGANISASI KEMAHASISWAAN DI PERGURUAN TINGGI MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN,
Menimbang
  1. bahwa pendidikan nasional telah mengalami perkembangan yang memerlukan penyesuaian dan pemantapan baik dalam hal kebijaksanaan maupun tatanannya;
  2. bahwa pengembangan kehidupan kemahasiswaan adalah bagian integral dalam sistem pendidikan nasional sebagai kelengkapan kegiatan kurikuler;
  3. bahwa organisasi kemahasiswaan perlu ditingkatkan peranannya sebagai perangkat perguruan tinggi dan sebagai warga sivitas akademika;
  4. bahwa pengembangan organisasi kemahasiswaan perlu disesuaikan dengan pelaksanaan reformasi di bidang pendidikan tinggi dan tuntutan globalisasi pada masa mendatang;
  5. bahwa sesuai dengan butir a, b, c, dan d dipandang perlu menetapkan pedoman umum organisasi kemahasiswaan di perguruan tinggi;
Mengingat
  1. Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
  2. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1990 tentang Pendidikan Tinggi beserta perubahannya;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan
KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
TENTANG PEDOMAN UMUM ORGANISASI KEMAHASISWAAN
DI PERGURUAN TINGGI
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan
  1. Organisasi kemahasiswaan intra. perguruan tinggi adalah wahana dan sarana pengembangan diri mahasiswa ke arah perluasan wawasan dan peningkatan kecendekiawanan serta integritas kepribadian untuk mencapai tujuan pendidikan tinggi.
  2. Tujuan pendidikan tinggi adalah :
  1. Menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan/atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan/atau menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian.
  2. Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetatman, teknologi dan/atau kesenian serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan tarap kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional.
  1. Organisasi kemahasiswaan antar perguruan tinggi adalah wahana dan sarana pengembangan diri mahasiswa untuk menanamkan sikap ilmiah, pemahaman tentang arah profesi dan sekaligus meningkatkan kerjasama, serta menumbuhkan rasa persatuan dan kesatuan.
  2. Kegiatan kurikuler adalah kegiatan akademik yang meliputi : kuliah, pertemuan kelompok kecil (seminar, diskusi, responsi), bimbingan penelitian, praktikum, tugas mandiri, belajar mandiri, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat (kuliah kerja nyata, kuliah kerja lapangan dan sebagainya).
  3. Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan kemahasiswaan yang meliputi: penalaran dan keilmuan, minat dan kegemaran, upaya perbaikan kesejahteraan mahasiswa dan bakti sosial bagi masyarakat.
Pasal 2
Organisasi kemahasiswaan di perguruan tinggi diselenggarakan berdasarkan prinsip dari, oleh dan untuk mahasiswa dengan memberikan peranan dan keleluasaan lebih besar kepada mahasiswa.
BAB II
BENTUK ORGANISASI KEMAHASISWAAN
Pasal 3
  1. Di setiap perguruan tinggi terdapat satu organisasi kemahasiswaan intra perguruan tinggi yang menaungi semua aktivitas kemahasiswaan.
  2. Organisasi kemahasiswaan intra perguruan tinggi dibentuk pada tingkat perguruan tinggi, fakultas dan jurusan.
  3. Bentuk dan badan kelengkapan organisasi kemahasiswaan intra perguruan tinggi ditetapkan berdasarkan kesepakatan antar mahasiswa, tidak bertentangan dengan peraturan perundangundangan yang berlaku, dan statuta perguruan tinggi yang bersangkutan.
  4. Organisasi kemahasiswaan pada sekolah tinggi, politeknik, dan akademi menyesuaikan dengan bentuk kelembagaannya.
  5. Organisasi kemahasiswaan antar perguruan tinggi yang sejenis menyesuaikan dengan bentuk kelembagaannya.
BAB III
KEDUDUKAN, FUNGSI DAN TANGGUNGJAWAB
Pasal 4
Kedudukan organisasi kemahasiswaan intra perguruan tinggi merupakan kelengkapan non struktural pada organisasi perguruan tinggi yang bersangkutan.
Pasal 5
Organisasi kemahasiswaan intra perguruan tinggi mempunyai fungsi sebagai sarana dan wadah:
  1. perwakilan mahasiswa tingkat perguruan tinggi untuk menampung dan menyalurkan aspirasi mahasiswa, menetapkan garis-garis besar program dan kegiatan kemahasiswaan;
  2. pelaksanaan kegiatan kemahasiswaan;
  3. komunikasi antar mahasiswa;
  4. pengembangan potensi jatidiri mahasiswa sebagai insan akademis, calon ilmuwan dan intelektual yang berguna di masa depan;
  5. pengembangan pelatihan keterampilan organisasi, manajemen dan kepemimpinan mahasiswa;
  6. pembinaan dan pengembangan kader-kader bangsa yang berpotensi dalam melanjutkan kesinambungan pembangunan nasional;
  7. untuk memelihara dan mengembangkan ilmu dan teknologi yang dilandasi oleh norma-norma agama, akademis, etika, moral, dan wawasan kebangsaan.
Pasal 6
Derajat kebebasan dan mekanisme tanggungjawab organisasi kemahasiswaan intra perguruan tinggi terhadap perguruan tinggi ditetapkan melalui kesepakatan antara mahasiswa dengan pimpinan perguruan tinggi dengan tetap berpedoman bahwa pimpinan perguruan tinggi merupakan penanggungjawab segala kegiatan di perguruan tinggi dan/atau yang mengatasnamakan perguruan tinggi.
BAB IV
KEPENGURUSAN, KEANGGOTAAN DAN MASA BAKTI
Pasal 7
  1. Pengurus organisasi kemahasiswaan intra perguruan tinggi pada masing-masing tingkat sekurang-kurangnya terdiri atas ketua umum, sekretaris dan anggota pengurus.
  2. Pengurus ditetapkan melalui pemilihan yang tatacara dan mekanismenya ditetapkan oleh mahasiswa perguruan tinggi yang bersangkutan.
Pasal 8
Keanggotaan organisasi kemahasiswaan pada masing-masing tingkat adalah seluruh mahasiswa yang terdaftar dan masih aktif dalam kegiatan akademik.
Pasal 9
Masa bakti pengurus organisasi kemahasiswaan maksimal 1 (satu) tahun dan khusus untuk ketua umum tidak dapat dipilih kembali.
BAB V
PEMBIAYAAN
Pasal 10
  1. Pembiayaan untuk kegiatan organisasi kemahasiswaan di perguruan tinggi dibebankan pada anggaran perguruan tinggi yang bersangkutan dan/atau usaha lain seijin pimpinan perguruan tinggi dan dipertanggungiawabkan sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku.
  2. Penggunaan dana dalam kegiatan kemahasiswaan harus dapat dipertanggungjawabkan akuntabilitasnya.
BAB VI
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 11
Semua organisasi kemahasiswaan di perguruan tinggi yang telah ada pada saat ditetapkannya Keputusan ini agar menyesuaikan dengan Keputusan ini.
BAB VIIKETENTUAN PENUTUP
Pasal 12
Dengan berlakunya Keputusan ini, Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0457/0/1990 tentang Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 13
Petunjuk teknis pelaksanaan Keputusan ini ditetapkan oleh pimpinan perguruan tinggi yang bersangkutan.
Pasal 14
Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 30 Juni 1998
MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN,
ttd.
Prof. Dr. Juwono Sudarsono, M.A.
SALINAN Keputusan ini disampaikan kepada

  1. Sekretaris Jenderal Departemen Pendidikan dan. Kebudayaan,
  2. Inspektur Jenderal Departemen Pendidikan dan. Kebudayaan,
  3. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan. Kebudayaan,
  4. Kepala Badan Penelitian dan. Pengembangan Pendidikan. dan Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
  5. Sekretaris Inspektorat Jenderal, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, dan Badan Penelitian. dan Pengembangan Pendidikan dan Kebudayaan di lingkungan Departemen Pendidikan dan. Kebudayaan,
  6. Semua Rektor universitas/institut, Ketua sekolah tinggi, Direktur politeknik/akademi di lingkungan Departemen Pendidikan dan. Kebudayaan,
  7. Semua Koordinator Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta,
  8. Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara,
  9. Badan Pemeriksa Keuangan,
  10. Direktorat Jenderal Anggaran Departemen Keuangan,
  11. Komisi VII DPR-RI.