Selasa, 09 Oktober 2012

Pertemuan Ke-5 --> Anggaran Bahan Baku


ANGGARAN BAHAN BAKU

Anggaran Bahan Baku adalah Anggaran yang disusun dengan tujuan:
  1. Memperkirakan jumlah kebutuhan bahan baku langsung
  2. Memperkirakan jumlah pembelian bahan baku langsung yang diperlukan
  3. Sebagai dasar memperkirakan kebutuhan dana yang diperlukan untuk melaksanakan pembelian bahan baku langsung.
  4. Sebagai dasar penentuan dasar pokok produksi yakni memperkirakan komponen harga pokok pabrik karena penggunaan bahan baku langsung dalam proses produksi.
  5. Sebagai dasar melaksanakan fungsi pengendalian bahan baku langsung.

Anggaran Bahan baku biasanya memerlukan 4 (empat) sub-anggaran, yaitu:
    1. Anggaran Kebutuhan Bahan Baku Langsung:
Adalah anggaran yang disusun untuk merencanakan kuantitas fisik bahan baku langsung yang dibutuhkan untuk keperluan produksi pada periode yang akan datang.

    1. Anggaran Pembelian Bahan Baku Langsung:
Yaitu anggaran yang disusun untuk merencanakan kuantitas fisik bahan baku langsung yang harus dibeli pada periode yang akan datang dengan mempertimbangkan faktor persediaan dan kebutuhan bahan baku langsung untuk keperluan produksi.

    1. Anggaran Persediaan Bahan Baku Langsung:
Yakni anggaran yang disusun untuk merencanakan kuantitas fisik bahan baku langsung yang harus disimpan sebagai persediaan.

    1. Anggaran Biaya Bahan Baku Langsung Yang Habis Dipergunakan Dalam Produksi:
Adalah anggaran yang disusun untuk merencanakan nilai (dinyatakan dalam satuan uang) bahan baku langsung yang digunakan dalam proses produksi.

  • Anggaran Kebutuhan Baku Langsung
Informasi yang tercantum dalam anggaran kebutuhan bahan baku langsung adalah:
  • Jenis produk jadi yang dihasilkan
  • Jenis bahan baku yang digunakan
  • Departemen produksi yang dilalui dalam proses produksi
  • Standard Usage Rate
  • Waktu penggunaan bahan baku langsung
  • Kuantitas produk jadi

    • Standard Usage Rate adalah: bilangan yang menunjukkan berapa satuan bahan baku langsung yang diperlukan untuk menghasilkan satu satuan produk jadi.

Kadangkala kuantitas bahan baku langsung yang dibeli tidak seimbang dengan kebutuhannya, akibatnya :
  • Bila kuantitas pembelian bahan baku langsung lebih besar dari kebutuhannya maka:
      • Bahan baku langsung banyak yang menumpuk di gudang, yang kemungkinan dapat mengakibatkan kualitasnya turun.
      • Bahan baku langsung terlalu lama menunggu giliran untuk diproses.
      • Meningkatnya biaya penyimpanan.

        • Bila kuantitas pembelian bahan baku langsung lebih kecil dari kebutuhannya, maka:
          • Proses produksi terhambat oleh karena kehabisan bahan baku langsung.
          • Timbul biaya tambahan untuk mencari bahan baku pengganti dalam jangka waktu secepat mungkin.

Untuk mendapatkan kuantitas yang tepat, dapat dilakukan penghitungan dengan menggunakan metode EOQ (Economical Order Quantity), yaitu jumlah bahan baku langsung yang harus dibeli setiap kali dilakukan pembelian sehingga akan menimbulkan biaya yang paling rendah akan tetapi tidak akan mengakibatkan kekurangan bahan baku langsung.

  • Anggaran Pembelian Bahan Baku
Informasi yang tercantum dalam anggaran pembelian bahan baku adalah:
      • Jenis bahan baku langsung yang dipakai dalam proses produksi
      • Jumlah bahan baku langsung yang harus dibeli
      • Harga beli per satuan bahan baku langsung

  • Anggaran Persediaan Bahan Baku Langsung
Tujuan penyusunan anggaran persediaan bahan baku langsung adalah untuk mengendalikan tingkat persediaan bahan baku langsung yang terdapat dalam gudang sehingga dapat diketahui penggunaan bahan baku langsung dan bahan baku langsung yang masih tersisa sebagai persediaan sesuai dengan rencana semula.
Faktor-faktor yang mempengaruhi persediaan bahan baku adalah:
  1. Volume produksi selama suatu periode waktu tertentu
  2. Volume minimal bahan baku langsung
  3. Besarnya pembelian yang ekonomis
  4. Taksiran perubahan harga beli bahan baku langsung di waktu yang akan datang.
  5. Biaya penyimpanan dan pemeliharaan bahan baku langsung
  6. Tingkat kecepatan bahan baku langsung menjadi rusak.

Informasi yang tercantum dalam anggaran persediaan bahan baku adalah:
      • Jenis bahan baku langsung yang dipergunakan
      • Jumlah bahan baku langsung yang tersisa sebagai persediaan
      • Harga beli per satuan bahan baku langsung
      • Nilai bahan baku langsung yang tersimpan sebagai persediaan.

  • Anggaran Biaya Bahan Baku langsung yang habis dipergunakan
Informasi yang tercantum dalam anggaran biaya bahan baku langsung adalah:
      • Jenis bahan baku langsung yang dipergunakan
      • Kuantitas bahan baku langsung yang habis dipergunakan untuk produksi
      • Harga per satuan bahan baku langsung
      • Nilai bahan baku langsung yang habis dipergunakan untuk produksi.
      • Jenis produk jadi yang menggunakan bahan baku langsung.
      • Waktu pemakaian bahan baku langsung.

Manfaat penyusunan anggaran biaya bahan baku langsung yang habis dipergunakan:
  1. Untuk menghitung harga pokok produk jadi yang dihasilkan
  2. Untuk pengendalian pemakaian bahan baku langsung

Contoh Soal :
PT Podang Mas membuat dua jenis produk, yakni Keju Pisang dan Keju Ayam. Keju Pisang dibuat pada dua departemen Produksi, yakni Oven dan Panggang sedang Keju Ayam hanya dibuat pada Departemen Panggang. Bahan baku ada dua jenis, yakni Keju dan Tepung. Keju untuk Departemen Produksi Oven dan Tepung untuk Departemen Produksi Panggang.
Rencana produksi tahun 2003 adalah:
Keju Pisang Keju Ayam
Januari 500 800
Februari 600 800
Maret 700 900
Triwulan II 1550 2400
Triwulan III 1800 2500
Triwulan IV 1950 2600
Setiap 100 unit Keju Pisang menggunakan 5 Kg Keju dan 10 kg tepung, sedangkan setiap 100 unit Keju Ayam hanya menggunakan 8 kg Keju.
Harga Keju Rp 600,- per kg dan harga tepung Rp 180,- per kg.
Persediaan bahan mentah per I Januari 2003 adalah : Keju = 50 Kg, dan Tepung = 30 Kg.

Persediaan bahan mentah pada akhir bulan :
Keju Tepung
Januari 25 Kg 50 Kg
Februari 30 Kg 45 Kg
Maret 35 Kg 55 Kg
Triwulan II 60 Kg 100 Kg
Triwulan III 65 Kg 125 Kg
Triwulan IV 75 Kg 135 Kg

Dari data diatas, saudara diminta:
  1. Menyusun anggaran Kebutuhan Bahan Baku untuk produksi tahun 2003
  2. Menyusun anggaran biaya bahan baku untuk produksi tahun 2003.
  3. Menyusun anggaran Persediaan Bahan Baku untuk produksi tahun 2003

  4. Menyusun anggaran Pembelian Bahan Baku untuk produksi tahun 2003


ANGGARAN BAHAN BAKU
Standar pemakian bahan baku
Kedelai Gula merah
Kecap Manis 2 Ons 3 Ons
Kecap Asin 3 Ons 2 Ons
Harga bahan baku kedelai = Rp. 200/ons, dan Gula merah = Rp. 300/ons
Tingkat persediaan bahan baku awal th 2002 untuk Kedelai = 80 ons, dan gula merah = 100 ons.
Tabel : 3 Anggaran Pemakaian bahan baku
PT. X untuk th 2002
Kw
Jenis kecap
Produksi (bt)
Kedelai Standar (ons)
Jumlah (ons)
Produksi (bt)
Gula merah
Standar (ons)
Jumlah (ons)
I
Manis
Asin
100
100
2
3
200
300
100
100
3
2
300
200

Jumlah
200

500
200

500
II
Manis
Asin
100
100
2
3
200
300
100
100
3
2
300
200

Jumlah
200

500
200

500
III
Manis
Asin
101
101
2
3
202
303
101
101
3
2
303
202

Jumlah
202

505
202

505
IV
Manis
Asin
101
101
2
3
202
303
101
101
3
2
303
202

Jumlah
202

505
202

505

Total (th)
804

2010
804

2010
Tabel : 4 Anggaran biaya bahan baku
PT. X untuk th 2002

Kw
Keb. (ons)
Kedelai Harga/ons
Jumlah (Rp)
Keb (ons)
Gula merah Harga/ons
Jumlah (Rp)
Total (Rp)
I
II
III
IV
500
500
505
505
Rp. 200
200
200
200
100.000
100.000
101.000
101.000
500
500
505
505
Rp. 300
300
300
300
150.000
150.000
151.000
151.000
250.000
250.000
252.000
252.000
Tahun
2.010

402.000
2.010

603.000
1.005.000

ANGGARAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU

Persediaan bahan baku akhir = Biaya bahan baku x 2 - persediaan
Tingkat perputaran persediaan bahan baku bahan baku
Awal
Misalkan : tingkat perputaran persediaan bahan baku = 8x

Tabel :5 Anggaran persediaan bahan baku
PT.X untuk th 2002
Kw
Perhitungan
Kedelai dalam
rupiah
Harga/ ons
Dalam Ons
Perhitungan
Gula
Merah
Dalam rupiah
Harga/ ons Rp
Dalam Ons
Jumlah Rupiah
I
100.000 x 2 – 16.000
8
9.000
200
45
150.000 x 2-30.000
8
7.500
300
25
16.500
II
100.000 x 2 – 9.000
8
16.000
200
80
150.000 x 2-7.500
8
30.000
300
100
46.000
III
101.000 x 2 – 16.000
8
9.250
200
46,3
151.500 x 2 – 30.000
8
7.875
300
26,3
17.125
IV
101.000 x 2 – 9.250
8
16.000
200
80
151.500 x 2 – 7.875
8
30.000
300
100
46.000



Tabel : 6 Anggaran Pembelian bahan baku
PT. X untuk tahun 2002

Keterangan
Kw I ons
Rp
Kw II ons
Rp
Kw III ons
Rp
Kw IV ons
Rp
Tahun ons
Rp
Biaya b.b Kedelai
Gula merah

500
500

100.000
150.000

500
500

100.000
150.000

505
505

101.000
151.000

505
505

101.000
151.000

2.010
2.010

402.000
603.000
Jumlah
1000
250.000
1000
250.000
1.010
252.000
1.010
252.000
4.020
1.005.000

Persd. Akhir

Kedelai
Gula merah


45
25


9.000
7.500


80
100


16.000
30.000


46,3
26,3


9.250
7.875


80
100


117.000
181.500


80
100


16.000
30.000
Jumlah
70
16.500
180
46.000
72,6
17.125
180
298.500
180
46.000
b.b dibutuhkan
Kedelai
Gula merah


545
525


109.000
157.500


580
600


116.000
180.000


551,3
531,3


110.250
159.375


585
605


9.250
7.875


2.090
2.110


418.000
633.000
Jumlah
1.070
266.500
1.180
296.000
1.082,6
269.625
1.190
17.125
4.200
1.051.000

Persd. Awal

Kedelai
Gula merah


80
100


16.000
30.000


45
25


9.000
7.500


80
100


16.000
30.000


46,3
26,3


107.750
173.625


80
100


16.000
30.000
Jumlah
180
46.000
70
16.500
180
46.000
72,6
281.375
180
46.000
Pembelian . b.baku
Kedelai
Gula merah


465
425


93.000
127.500


535
575


107.000
172.500


471,3
431,3


94.250
129.375


538,7
578,7


2.090
2.110


2.010
2.010


402.000
603.000
Jumlah
890
220.500
1.110
279.500
902,6
223.625
1.117,4
4.200
4.020
1.005.000









Soal – soal :
PT. Amburadul memproduksi satu jenis produk dengan harga pokok standar / unit produk sebagai berikut :
Biaya bahan baku 0.5 Kg @ Rp 500
Biaya tenaga kerja langsung 1 jam @ Rp 2.000
Biaya overhead pabrik variabel 0.8 jam @ Rp 700
Biaya overhead pabrik tetap 0.5 jam @ Rp 600

Kapasitas normal 1 tahun produksi 5.000 unit. Biaya depresiasi pabrik tiap triwulan Rp 200.000. Selama tahun 2004 ini, perusahaan merencanakan tingkat produksi sebagai berikut :
Triwulan I 800 unit
Triwulan II 1.200 unit
Triwulan III 1.800 unit
Triwulan IV 1.000 unit

Dari data tersebut diatas :
  1. Buatlah anggaran biaya bahan baku.
  2. Anggaran jam kerja langsung dan anggaran biaya tenaga kerja langsung.
  3. Anggaran biaya overhead pabrik disertai pembayaran tunai untuk overhead pabrik tersebut.





  1. Rencana penjualan selama triwulan I tahun 2004 dari perusahaan Wajik Amandit adalah sebagai berikut :

Januari 5.000 Kg @ Rp 1.000
Februari 5.500 Kg @ Rp 1.000
Maret 6.000 Kg @ Rp 1.000
Taksiran beban usaha tiap bulan sebagai berikut :
Komisi penjualan 10 % dari penjualan bulan bersangkutan, angkutan penjualan 5 % dari penjualan bulan bersangkutan, administrasi penjualan Rp 100.000, administrasi dan umum tunai Rp 200.000, depresiasi alat penjualan Rp 20.000. depresiasi alat kantor Rp 30.000.
Dari data tersebut diatas, susunlah tiap bulan anggaran beban usaha dan pembayaran beban usaha tunai tiap bulan.
  1. PT. Cende yang saat ini masih berusaha dengan modal sendiri dan bermaksud pada tahun 2004 menambah modal dengan meminjam di Bank. Untuk pinjam di Bank tersebut PT. Cende diminta oleh pihak Bank untuk menyusun anggaran rugi / laba dan anggaran kas dalam tiap triwulan selama tahun 2004. Untuk keperluan penyusunan anggaran tersebut PT. Cende mengumpulkan data sebagai berikut :
a. Keadaan harta per 1 januari 2004 terdiri dari :
Kas Rp 1.000.000
Persediaan bahan baku Rp 100.000 unit @ Rp 100
Pabrik dan alat nilai bersih Rp 5.000.000
Kantor dan alat nilai bersih Rp 3.000.000
b. Aktiva tetap disusut tiap triwulan 2 % dari nilai buku bersih
c. Rencana penjualan tahun 2004 :
Triwulan I Rp 5.000.000
Triwulan II Rp 6.000.000
Triwulan III Rp 5.000.000
Triwulan IV Rp 4.000.000
Harga jual barang jadi / unit Rp 1.000
d. Penbayaran atas penjualan 30 % dibayar pada triwulan penjualan dan 70 % pada triwulan berikutnya.
e. Persediaan barang jadi setiap akhir triwulan direncanakan 500 unit. Pada awal januari 2004 tidak terdapat persediaan barang jadi dan tidak juga untuk persediaan barang dalam proses.
f. Setiap unit barang jadi memerlukan :
Bahan baku 2 unit @ Rp 100 = Rp 200
Tenaga kerja langsung = Rp 300
Overhead pabrik variabel = Rp 50
g. Bahan baku dibayar tunai 75 % dan 25 % dibayar pada triwulan berikutnya. Persediaan bahan baku akhir sama dengan awal.
h. Biaya overhead pabrik tetap tiap triwulan Rp 500.000 tidak termasuk biaya penyusutan
i Rencana pada tgl 1 april 2004 dibeli mesin senilai Rp 4.000.000 yang pembayarannya Rp 3.000.000 pada bulan april dan Rp 1.000.000 pada bulan juli 2004.
j. Alat penjualan rencananya dibeli tunai 1 april 2004 seharga Rp 2.000.000
k. Biaya penjualan tunai tiap triwulan di perkirakan 10 % dari penjulan.
l. Biaya administrasi tunai Rp 300.000 tiap triwulan.
m. Kas minimum Rp 1.000.000 dan pajak penghasilan 10 % yang dibayar tiap triwulan.
n. Pinjaman dibank direncanakan awal januari 2004 sebesar Rp 7.000.000 dengan bunga yang dibayar tiap akhir triwulan Rp 200.000.
Dari data tersebut anda diminta untuk menyusun anggaran yang dimaksud oleh Bank.

1 komentar:

  1. Assalamu'alaikum admin, selamat Malam Ada Cara penyelesaian Soal yg PT Padang kah ,klo ada boleh share disini. .. Terimkasih Admin

    BalasHapus